Kebahagiaan yang sesungguhnya ada pada diri kita sendiri, apa yang kita kerjakan pada akhirnya akan kita rasakan hasilnya...
karena sesunggunya hidup yang kita jalani saat ini cuma sesaat saja..
apa yang kita miliki cuma titipan saja, barang milik, harta benda, bahkan saudara sera keluarga yang kita sayangi cuma sebatas menemani saja dan menghaiasai hidup ita agar lebih berwarna dan bermakna. Orang tua yang kita cintai, yang melahirkan serta merawat kita hingga kita dewasa,suatu saat kelak akan dipanggil oleh sang Pencipta, begitu juga dgn keluarga kita, anak, istri, suami, saudara serta orang-orang disekita kita kelak jg akan demikian. semua yang bernyawa akan kembali kepada penciptanya yaitu Allah SWT.
Begitu
kita bangun pada dini hari, terasa badan jadi bugar, semangat dan
tenaga kerja rasanya pulih dan kembali segar, dan ini salah satu karunia
nikmat yang kadang tidak banyak direnungkan dan diperhatikan. Bukankah
kita telah merasakan nikmatnya tidur sepanjang malam. Sekujur badan
terbujur lemas, lena menerawang di alam mimpi, istirahat pulas menikmati
tidur karunia Allah yang terakar, dan andaikata rasa kantuk itu tak
kunjung tiba, berarti nikmatnya tidur tidak akan kita rasakan, apa yang
terjadi? Betapa gelisahnya perasaan ini, badan terasa gerah, ini baru
sisi kecil dari kehidupan ummat manusia. - See more at:
http://blogdosen.blogspot.co.id/2009/09/mensyukuri-nikmat-allah-taala.html#sthash.HY9MGnvq.dpuf
Sama halnya dengan barang yang kita miliki, rumah, perhiasan, mobil, sawah , duit yang banyak, suatu saat akan habis dan hilang, apabila kita tidak pandai-pandai dalam merawat dan menjaganya.
rumah yang kita miliki, yang sudah kita bangun dengan susah payah, jika tidak kita isi dengan banyak kasih dan sayang dan penuh cinta dgn anak, istri serta suami kita ,maka akan dengan sendirinya membuat kita betah didalamnya.
sebaliknya jik rumah yang kita miliki, kita isi dengan kemarahan, keluhan setiap saat, maka membuat kita dengan sendirinya jga tidak akan beetah untuk bernaung di dalamnya.
jadi sebaik-baiknya lah menjaga rumah kita, agar kitaselalu betah berkumpul dgn keluarga kita. canda tawa anak-anak kita, suami yang penyanyang, dan rumah yang selalu diisi dengan banyak do'a dan lafaz ALLAH SWT, membuat kita jadi lebih menghargai apa yang sudah Allah berikan dan titipkan ke pada kita. Banyak bersyukur serta ikhlas dalam menjalani hidup ini.
Berbicara tentang Nikmat, alangkah Maha Pemurahnya Allah SWT melimpahkan Nikmat-Nya kepada kita. Sedemikian banyaknya nikmat yang diperuntukkan untuk kita sehingga tidaklah mungkin jika kita mencoba untuk menghitungnya:
” Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.” (QS Ibrahim [14] : 34)
Tapi, sungguhlah sangat disayangkan, tanpa disadari kita sering tidak mensyukuri nikmat yang Allah limpahkan untuk kita. Hati dan pikiran ini sering menyuruh kepada lisan untuk mengeluh. Lisan kita bahkan sering disibukkan untuk menghitung-hitung nikmat Allah yang diberikan kepada orang lain. Padahal jika kita mau berpikir lebih mendalam lagi, bisa jadi apa yang kita punyai, tidak dimiliki pula oleh orang lain.
Begitu
kita bangun pada dini hari, terasa badan jadi bugar, semangat dan
tenaga kerja rasanya pulih dan kembali segar, dan ini salah satu karunia
nikmat yang kadang tidak banyak direnungkan dan diperhatikan. Bukankah
kita telah merasakan nikmatnya tidur sepanjang malam. Sekujur badan
terbujur lemas, lena menerawang di alam mimpi, istirahat pulas menikmati
tidur karunia Allah yang terakar, dan andaikata rasa kantuk itu tak
kunjung tiba, berarti nikmatnya tidur tidak akan kita rasakan, apa yang
terjadi? Betapa gelisahnya perasaan ini, badan terasa gerah, ini baru
sisi kecil dari kehidupan ummat manusia. - See more at:
http://blogdosen.blogspot.co.id/2009/09/mensyukuri-nikmat-allah-taala.html#sthash.HY9MGnvq.dpuf
Begitu
kita bangun pada dini hari, terasa badan jadi bugar, semangat dan
tenaga kerja rasanya pulih dan kembali segar, dan ini salah satu karunia
nikmat yang kadang tidak banyak direnungkan dan diperhatikan. Bukankah
kita telah merasakan nikmatnya tidur sepanjang malam. Sekujur badan
terbujur lemas, lena menerawang di alam mimpi, istirahat pulas menikmati
tidur karunia Allah yang terakar, dan andaikata rasa kantuk itu tak
kunjung tiba, berarti nikmatnya tidur tidak akan kita rasakan, apa yang
terjadi? Betapa gelisahnya perasaan ini, badan terasa gerah, ini baru
sisi kecil dari kehidupan ummat manusia. - See more at:
http://blogdosen.blogspot.co.id/2009/09/mensyukuri-nikmat-allah-taala.html#sthash.HY9MGnvq.dpuf
Jika kebiasaan mengeluh yang kita tumbuh suburkan di dalam hati, hal
tersebut akan merugikan diri sendiri. Karena hal ini memberi peluang
kepada syaitan untuk membisikkan sesuatu yang buruk kepada kita. Hingga
pada akhirnya kita akan menjadi orang yang selalu menginginkan nikmat
orang lain jatuh kepada kita. Sebaliknya, dengan segera kita pun akan
merasa tidak senang jika nikmat yang kita miliki dipunyai pula oleh
orang lain. Jika sudah demikian keadaannya, bukankah hal itu berarti
kita sudah kufur terhadap nikmat Allah? Padahal Al-Qur’an dengan tegas
mengatakan:Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku ; kata Allah), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim [14] : 7)
Amiin,,Aminn ya Robbal Alamiin, semoga kita selalu mensyukuri apa yang diberikan dan dititipkan Allah SWT pada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar